KERINCI, JAMBI - Kisruh hasil PPPK di kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh membuat publik meradang. Isu suap pun menyeruak ke publik.
Selain menuntut nilai CAT dikembalikan, dikarenakan 30 persen nilai Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) dari pemerintah daerah menurut mereka penuh dengan kecurangan.
Baca juga:
Ini Keberhasilan Polri Ungkap Kasus Narkoba
|
Atas gejolak yang terjadi, aktivis Kerinci mendesak pihak panitia pelaksana memverifikasi ulang data pelamar seluruh yang ikut seleksi PPPK tahap pertama dan sekarang.
"Secara tegas kami sampaikan agar panitia seleksi PPPK memverifikasi ulang data tersebut, karena penuh dengan kejanggalan, " ungkap Anto Black kepada indonesiasatu.co.id.
Menurut Anto Black, ini penting dilakukan,
mengingat telah terjadi gejolak yang luar biasa ditengah masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Diketahui, indikasi kejanggalan seleksi PPPK di Kerinci semakin jelas, diantaranya ada yang tak pernah Honor akan tetapi lulus seleksi. Parahnya lagi, mantan ajudan Bupati Kerinci Adi Rozal diketahui lulus seleksi dengan formasi tenaga pendidik.
Data yang dihimpun, awal polemik bermula dari nilai 70 persen Computer Assisted Test (CAT) para peserta berkurang setelah adanya 30 persen nilai Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) dari pemerintah daerah.
Alhasil, mereka menuding adanya permainan di bawah meja yang dilakukan oleh pihak terkait. Hal itu terdeteksi setelah para peserta yang mengantongi nilai CAT tinggi tiba - tiba tidak lulus, sedangkan peserta yang mengantongi CAT rendah tapi berhasil lulus seleksi.(Sony)